Sejarah Asal Mula Berdirinya Kerajaan Demak




Berbicara tentang sejarah berdirinya Kerajaan Demak tidak bisa dipisahkan dengan para Walisongo, yaitu para mubaligh yang kala itu  memiliki misi untuk menyebarkan ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam proses penyebaran dan perkembangan agama Islam di tanah Jawa, para mubaligh tersebut telah membuat pusat kegiatan berada di Kota Demak.

Atas dukungan yang diberikan oleh Walisongo tersebut, terutama oleh perintah Sunan ampel, maka Raden Fatah ditunjuk untuk mengajarkan agama Islam dan membuka sebuah pesantren yang berada di glagah wangi. Tidak lama dari itu, tempat ini pun banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Tidak hanya untuk menimba ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainnya, melainkan untuk melakukan perdagangan. Lama kelamaan Glagah Wangi berubah menjadi pusat ilmu pendidikan dan pusat perdagangan masyarakat. Dan menjadi pusat kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa.

Kerajaan ini didirikan oleh Raden Fatah atas dukungan dan restu oleh Para Walisongo. Diperkirakan kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1478 M. Sebelum menjadi Kerajaan Demak, awalnya kawasan ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit pada masa Brawijaya V. kala itu, Demak merupakan sebuah kadipaten yang lebih dikenal dengan nama “Glagah Wangi” yang menjadi wilayah dari Kadipaten Jepara.

Pada kala itu, merupakan satu-satunya kadipaten yang memiliki adipati yang beragama Islam. Namun setelah kerajaan Majapahit mengalami kemunduran, Demak mulai memisahkan diri dari Ibu kota Bintoro. Yang kemudian oleh Raden Fatah Kerajaan Demak didirikan atas restu dan dukungan para walisongo.

Tidak membutuhkan waktu yang lama Kerajaan Demak mampu menjadi pusat perdagangan beserta pusat pendidikan. Banyak orang berdatangan untuk melakukan perdagangan dan menuntut ilmu. Hal ini tidak terlepas dari lokasi Demak yang sangat strategis. Yaitu diapit oleh pelabuhan kerajaan Mataram Kuno dan pelabuhan Jepara. Karena lokasi inilah membuat Demak menjadi salah satu kerajaan yang cukup berpengaruh di Nusantara.

Berdirinya Kerajaan Demak ditandai dengan adanya condro sengkolo “Sirno Ilang Kertaning Bumi”. Sinangkelan Kerajaan Demak yaitu “Geni Mati Siniram Janmi” yang memiliki arti tahun soko 1403 atau 1481 M. Menurut cerita Rakyat, pada saat berkunjung ke Glagah Wangi orang pertama yang dijumpai oleh Raden Fatah adalah Nyai Lembah. Nyai Lembah ini berasal dari Rawa pening.

Atas saran yang diberikan oleh Nyai Lembah ini, Raden Fatah bermukim di desa Glagah wangi yang saat ini lebih dikenal dengan nama “Bintoro Demak”. Pada perkembangannya, bintoro Demak inilah yang menjadi ibu kota Negara Kerajaan Demak.

Adapun asal usul Kota Demak ada beberapa pendapat yang menyatakan. Beberapa pendapat tersebut antara lain adalah:
  1.     Menurut Prof. Purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang mengandung air ( rawa)
  2.     Menurut Prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya pegangan atau pemberian.
  3.     Menurut Sholichin salam dalam bukunya “sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , Kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan Agama Islam pada waktu itu.

Secara geografis Kerajaan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa tengah. Pada awalnya Kerajaan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. Atas bantuan bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa  timur Kerajaan Demak berdiri.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Fatah yang memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Selain itu, Kerajaan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Sebelumnya selat tersebut memiliki ukuran yang besar yang memisahkan antara semarang  menuju Rembang. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan juga perdagangan.

Sedangkan berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, ada beberapa hal yang disampaikan mengenai letak lokasi Kerajaan Demak. Diantaranya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh IAIN Walisongo atau yang sekarang menjadi UIN Walisongo semarang Jawa Tengah pada tahun 1974 M tentang Bahan-bahan sejarah Islam di Jawa Tengah bagian utara.

Beberapa pendapat mengenai letak Kesultanan Demak yaitu sebagai berikut:
  •     Pertama : Bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama Islam di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama Islam.

Pendirian masjid Demak bersama para Walisongo merupakan lambang Kesultanan Demak. Adapun tempat kediaman Raden Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yang letaknya diperkirakan sekitar stasiun Kereta Api sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “
  •     Kedua : Bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan letak Keraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan (sebelah timur alun-alun). Dengan alasan bahwa pada zaman kolonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton.

Pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama: Sitihingkil (Setinggil), Betengan, Pungkuran, Sampangan dan Jogoloyo.
  •     Ketiga : Bahwa letak keraton berhadap-hadapan dengan Masjid Agung Demak, menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu terdapat makam Kyai Gunduk. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, yang ditanam itu sesungguhnya berupa tombak (pusaka).
 Sumber :

0 Comments

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.